Sabtu (27/6/2009) kemarin, Rossi mencatatkan sebuah prestasi fenomenal di Sirkuit Assen, Belanda. Finis di posisi terdepan, pembalap Fiat Yamaha itu mencatatkan kemenangan ke-100 sepanjang karir balap motor seri Grand Prix yang sudah dia mulai sejak 1996 di kelas 125 cc.
Rossi pun kini tercatat sebagai pembalap dengan jumlah kemenangan terbanyak kedua setelah Giacomo Agostini. Pembalap Italia yang berkarir dalam selang 1964-1977 itu total mengumpulkan 122 podium tertinggi.
Masih panjang jalan untuk Rossi untuk bisa menyamai rekor seniornya itu. Tapi menurut Agostini, bukan tak mungkin Rossi bakal bisa mematahkan catatan fenomenal miliknya itu.
"Itu jarak yang jauh, tapi tidak juga terlalu jauh. Orang seperti Rossi, dengan sedikit saja determinasi, bisa berada di sana. Itu tergantung berapa banyak kemenangan yang bisa dia menangkan," ungkap Agostini seperti diberitakan Reuters.
Dengan apa yang sudah diraihnya selama ini, Rossi jelas punya peluang untuk menyamai dan kemudian mematahkan rekor tersebut. Yang mungkin jadi penghalangnya kini mungkin adalah umur lantaran dia kini sudah berusia 30 tahun, sementara pembalap-pembalap muda yang setiap tahun masuk MotoGP terus menebar ancaman.
Tapi Rossi sendiri sudah mengindikasikan kalau karir membalapnya tak akan habis dalam waktu dekat. Dia menargetkan untuk tetap bisa bersaing di papan atas hingga empat tahun ke depan atau saat usianya mencapai 34.
"Anda masih bisa membalap di level atas hingga usia sekitar 34. Rute untuk meraih 23 kemenangan masih sangat panjang, tapi sedikit demi sedikit itu bisa menjadi kenyataan. Untuk bisa mematahkan rekor tersebut sangat memotivasi saya, dan saya tak akan berhenti membalap di tahun ini," sahut peraih delapan titel juara dunia itu.
Jika dirata-rata sejak memulai karir di kelas 125 cc, maka Rossi berhasil mengumpulkan 8,3 kemenangan di setiap musimnya. Jika dia mampu menepati target untuk bisa tetap tampil di level teratas hingga usia 34, maka rekor Agostini dipastikan akan bisa pecah.
Agostini sendiri merelakan kalau rekor jumlah kemenangannya dipatahkan Rossi. Sambil berseloroh dia berharap kalau Rossi tak akan bisa mematahkan rekor gelar juara dunia yang dia miliki, berjumlah 15.
"Setidaknya biarkan saya menjaga rekor itu. Memenangi banyak balapan sangat sulit di era manapun. Di masa saya bahkan lebih berbahaya. Setiap hari Minggu Anda kehilangan teman dan musuh," pungkas Agostini.
Sementara itu, Dani Pedrosa out saat balapan baru jalan empat putara. Sementara Andrea Dovizioso dipaksa pensiun justru jelang race berakhir. Sama-sama mengalami kecelakaan, duo Honda itupun dibuat kecewa.
Memulai balapan dari posisi dua, Pedrosa sempat tampil menjanjikan di awal race. Dia sempat menyodok ke urutan teratas meski kemudian kembali kehilangan posisi terdepan.
Bencana buat Pedrosa datang di lap keempat saat dia terpaksa mengakhir balapan setelah terjatuh dari tunggangannya. Pembalap Spanyol yang masih dibekap cedera itu mengaku sangat kecewa karena dia menganggap sudah dalam posisi menguntungkan sebelum akhirnya dipaksa menyudahi balapan sejak dini.
"Berita baiknya adalah saya tidak mencederai diri saya sendiri saat terjatuh, mempertimbangkan keberuntungan saya terkait cedera, ini jelas sangat melegakan. Tentu saja saya kecewa dengan hasil ini, meski saya belum tentu bisa memenangi balapan, saya kembali merasa yakin di atas motor dan optimis bisa sampai podium," ungkap Pedrosa di Autosport.
Gagal dapat poin tak menggeser posisi Pedrosa dari posisi lima dengan nilai 67. Meski begitu jarak Pedrosa dengan Rossi yang kini sendirian memuncaki klasemen semakin jauh, terpaut 64.
"Saya melakukan start yang cepat dan menemukan ritme yang bagus, jadi kecelakaan itu sangat tidak diharapkan - sepanjang akhir pekan ini saya sama sekali tak menduga akan hal ini," pungkas pemuda 23 tahun itu.
MotoGP Belanda kemudian menjadi mimpi yang benar-benar buruk buat Repsol Honda karena Dovizioso juga mengalami kecelakaan. Saat berusaha mengejar Casey Stoner di posisi tiga, pembalap Italia itu terjatuh tak jauh dari tempat Pedrosa mengalami celaka.
"Saya menjalani start yang bagus tapi kemudian terjebak di kelompok pembalap dan butuh beberapa lap untuk keluar dari sana. Setelah itu saya mulai merasa nyaman, meski belum yakin akan bisa menyusul Stoner."
"Lalu saat sata berada di tengah tikungan dengan posisi merebah maksimum, saya kehilangan kendali di depan. Saya sedang tidak mengerem saat itu terjadi - kami seharusnya merebah sepanjang tikungan itu dan saat itulah saya terjatuh," pungkas Dovizioso.(Di sadur dari detiksport.com)
"Itu jarak yang jauh, tapi tidak juga terlalu jauh. Orang seperti Rossi, dengan sedikit saja determinasi, bisa berada di sana. Itu tergantung berapa banyak kemenangan yang bisa dia menangkan," ungkap Agostini seperti diberitakan Reuters.
Dengan apa yang sudah diraihnya selama ini, Rossi jelas punya peluang untuk menyamai dan kemudian mematahkan rekor tersebut. Yang mungkin jadi penghalangnya kini mungkin adalah umur lantaran dia kini sudah berusia 30 tahun, sementara pembalap-pembalap muda yang setiap tahun masuk MotoGP terus menebar ancaman.
Tapi Rossi sendiri sudah mengindikasikan kalau karir membalapnya tak akan habis dalam waktu dekat. Dia menargetkan untuk tetap bisa bersaing di papan atas hingga empat tahun ke depan atau saat usianya mencapai 34.
"Anda masih bisa membalap di level atas hingga usia sekitar 34. Rute untuk meraih 23 kemenangan masih sangat panjang, tapi sedikit demi sedikit itu bisa menjadi kenyataan. Untuk bisa mematahkan rekor tersebut sangat memotivasi saya, dan saya tak akan berhenti membalap di tahun ini," sahut peraih delapan titel juara dunia itu.
Jika dirata-rata sejak memulai karir di kelas 125 cc, maka Rossi berhasil mengumpulkan 8,3 kemenangan di setiap musimnya. Jika dia mampu menepati target untuk bisa tetap tampil di level teratas hingga usia 34, maka rekor Agostini dipastikan akan bisa pecah.
Agostini sendiri merelakan kalau rekor jumlah kemenangannya dipatahkan Rossi. Sambil berseloroh dia berharap kalau Rossi tak akan bisa mematahkan rekor gelar juara dunia yang dia miliki, berjumlah 15.
"Setidaknya biarkan saya menjaga rekor itu. Memenangi banyak balapan sangat sulit di era manapun. Di masa saya bahkan lebih berbahaya. Setiap hari Minggu Anda kehilangan teman dan musuh," pungkas Agostini.
Sementara itu, Dani Pedrosa out saat balapan baru jalan empat putara. Sementara Andrea Dovizioso dipaksa pensiun justru jelang race berakhir. Sama-sama mengalami kecelakaan, duo Honda itupun dibuat kecewa.
Memulai balapan dari posisi dua, Pedrosa sempat tampil menjanjikan di awal race. Dia sempat menyodok ke urutan teratas meski kemudian kembali kehilangan posisi terdepan.
Bencana buat Pedrosa datang di lap keempat saat dia terpaksa mengakhir balapan setelah terjatuh dari tunggangannya. Pembalap Spanyol yang masih dibekap cedera itu mengaku sangat kecewa karena dia menganggap sudah dalam posisi menguntungkan sebelum akhirnya dipaksa menyudahi balapan sejak dini.
"Berita baiknya adalah saya tidak mencederai diri saya sendiri saat terjatuh, mempertimbangkan keberuntungan saya terkait cedera, ini jelas sangat melegakan. Tentu saja saya kecewa dengan hasil ini, meski saya belum tentu bisa memenangi balapan, saya kembali merasa yakin di atas motor dan optimis bisa sampai podium," ungkap Pedrosa di Autosport.
Gagal dapat poin tak menggeser posisi Pedrosa dari posisi lima dengan nilai 67. Meski begitu jarak Pedrosa dengan Rossi yang kini sendirian memuncaki klasemen semakin jauh, terpaut 64.
"Saya melakukan start yang cepat dan menemukan ritme yang bagus, jadi kecelakaan itu sangat tidak diharapkan - sepanjang akhir pekan ini saya sama sekali tak menduga akan hal ini," pungkas pemuda 23 tahun itu.
MotoGP Belanda kemudian menjadi mimpi yang benar-benar buruk buat Repsol Honda karena Dovizioso juga mengalami kecelakaan. Saat berusaha mengejar Casey Stoner di posisi tiga, pembalap Italia itu terjatuh tak jauh dari tempat Pedrosa mengalami celaka.
"Saya menjalani start yang bagus tapi kemudian terjebak di kelompok pembalap dan butuh beberapa lap untuk keluar dari sana. Setelah itu saya mulai merasa nyaman, meski belum yakin akan bisa menyusul Stoner."
"Lalu saat sata berada di tengah tikungan dengan posisi merebah maksimum, saya kehilangan kendali di depan. Saya sedang tidak mengerem saat itu terjadi - kami seharusnya merebah sepanjang tikungan itu dan saat itulah saya terjatuh," pungkas Dovizioso.(Di sadur dari detiksport.com)
Rossi lagi rossi lagi.........
ReplyDeletei love you rossi
ReplyDeleteI love you rossi
ReplyDeleteRossi GO..................
ReplyDelete